Wednesday, August 7, 2013

Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T

Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T – Kembali Lagi Pada Postingan Kali ini Blog tuntasterbuka.blogspot.com Akan Berbagi Informasi Terbaru Khusus Buat Sobat semua yakninya tentang Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T, semoga bisa Bermanfaat ya Buat Sobat Semua.

1640050727p Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106 T

6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp 106 Triliun

Jakarta – Nilai transaksi kartu kredit hingga Juni 2013 mencapai Rp 18,18 triliun. Angka tersebut tumbuh 7% dibandingkan pada Juni 2012 lalu yang hanya sebesar Rp 16,88 triliun. Sejak Januari 2013 sampai Juni 2013, nilai transaksi kartu kredit telah mencapai Rp 106,65 triliun. Dikutip detikFinance dari data Bank Indonesia (BI), Senin (5/8/2013), volume transaksi kartu kredit pada Juni 2013 mencapai Rp 19,59 juta.

Namun transaksi kartu kredit di bulan Juni 2013 mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada Mei 2013. Pada Mei 2013 tercatat nilai transaksi kartu kredit mencapai 18,64 triliun. BI mencatat nilai transaksi menggunakan kartu kredit terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007 lalu. Tercatat pada 2007, transaksi kartu kredit mencapai Rp 72 triliun dan naik drastis di 2008 hingga 107 triliun. Pada 2009, 2010 dan 2011 tercatat Rp 136 triliun, Rp 163 triliun dan Rp 182 triliun. Adapun jumlah pemegang kartu kredit sampai Juni 2013 sebanyak 14,7 juta.
 

102 0559 Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106 T

Transaksi Kartu Kredit Naik, Syarat Pengajuan Kartu Kredit Diperketat
Rabu, 02 Januari 2013 , 08:18:00

JAKARTA – Masyarakat kian gemar berbelanja dengan kartu kredit terus menanjak. Ini terlihat dari tren merangkak naiknya volume dan nilai transaksi pembayaran dengan kartu kredit. Data terakhir Bank Indonesia (BI) tentang kartu kredit menunjukkan, sepanjang Oktober 2012 lalu, nilai transaksi pembayaran dengan kartu kredit sudah menembus angka Rp 17,19 triliun, naik sekitar 6,4 persen dibandingkan nilai transaksi pada periode September 2012 yang sebesar Rp 16,16 triliun.

Tren naik juga terlihat pada volume atau jumlah transaksi kartu kredit. Pada Oktober 2012, volume tercatat sebanyak 17,97 juta transaksi, lebih tinggi dari volume September 2012 yang sebanyak 17,31 juta transaksi. Jumlah kartu kredit yang beredar juga naik, dari 15,59 juta kartu pada September 2012 menjadi 15,76 juta kartu pada Oktober 2012. General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta mengatakan, setelah mencapai puncaknya pada momen Puasa-Lebaran Agustus lalu, nilai transaksi kartu kredit memang menunjukkan tren peningkatan. “Menjelang akhir tahun, transaksi akan naik lagi,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pada Agustus lalu, nilai transaksi kartu kredit mencapai puncaknya hingga menembus Rp 19 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode Juli 2012 (sudah memasuki Bulan Puasa) yang sebesar Rp 18,3 triliun. Lonjakan tersebut disebabkan oleh banyaknya aktifitas belanja maupun makan-minum di restoran pada saat Bulan Puasa. “Normalnya, rata-rata nilai transaksi bulanan kartu kredit di Indonesia sekitar Rp 16 triliun,” katanya. Bagaimana tahun 2013? Steve mengatakan, dari sisi pertumbuhan jumlah kartu yang biasanya tumbuh 12 – 13 persen per tahun, diproyeksi akan lebih rendah atau hanya sekitar 5 persen per tahun. “Tapi, dari nilai transaksi, masih akan tumbuh signifikan, sekitar 15 persen,” ucapnya.

Menurut Steve, melambatnya laju pertumbuhan jumlah kartu kredit tersebut derupakan imbas dari aturan Bank Indonesia (BI). Sebagaimana diketahui, pada Januari 2012 lalu, BI merilis Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Aturan itu menyebutkan bahwa jumlah kartu kredit dibatasi berdasarkan pendapatan nasabah tiap bulan yakni sebesar Rp 3 – 10 juta. Dengan rentang pendapatan tersebut, jumlah penerbit kartu kredit yang dapat memberikan fasilitas kartu kredit kepada seorang pemegang kartu adalah maksimum hanya dua penerbit kartu kredit.

Namun, calon pemegang dan pemegang kartu kredit yang memiliki minimum pendapatan tiap bulan di atas Rp 10 juta tidak dikenakan pembatasan tersebut. Aturan ini akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2013. Ekonom dan Pengamat Perbankan Tony Prasetyantono mengatakan, pengetatan pinjaman melalui kartu kredit yang berlaku mulai 2013 ini merupakan bentuk sikap hati-hati (prudent) dari BI untuk menjaga kualitas kredit perbankan Indonesia. “Karena itu, pertumbuhan populasi (kartu kreditnya) dikendalikan,” jelasnya.

Nilai Transaksi Kartu Kredit 2012


kartu kredit bri sebagai pilihan baru kepemilikan kartu kredit 2 650x400 Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106 T
KARTU KREDIT Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106 T

sumber | iniunic.blogspot.com | http://www.kaskus.co.id/thread/51ff4babf9ca177721000014

By Mei Cing

Sumber

Demikianlah informasi yang dapat tuntasterbuka.blogspot.com sampaikan. Semoga bermanfaat dan Beguna Hendaknya Buat anda semua pengunjung Blog Ini. dan Terima kasih kepada Sobat Semua yang telah membaca artikel Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T

Begitulah ulasan mengenai Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T yang bisa kami sampaikan, semoga sobat menikmati berita tersebut, tau ga masih banyak lagi berita yang lebih menarik dari berita Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T diatas, jika anda berminat coba buka halaman-halaman lain di situs tuntasterbuka.blogspot.com ini, kami yakin para pembaca akan menemukan lebih banyak berita seperti Gaya Hidup Boros? 6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp106-T yang bisa menambah pengetahuan para pembaca sekalian, dan akhirnya selamat menikmati berita berita dari kami.. :)

  • Juli, Rp 18,3 triliun
  • Agustus, Rp 19 triliun
  • September, Rp 16,1 triliun
  • Oktober, Rp 17,1 triliun


 
Theme by Yusuf Fikri